RESEARCH 101 – MEMAHAMI PARAFRASE UNTUK MENGHINDARI PLAGIARISME

Published by rkim on

Novri Ayu Lestari, Sarita Okbiyanca, Ullfia Ariesta Dewi novriayu.novri8@student.ub.ac.id, saritaokbiyanca@student.ub.ac.id, ulfiadewi30@student.ub.ac.id

Saat ini, teknologi yang berkembang semakin canggih dalam memenuhi kebutuhan informasi. Kemudahan dalam mengakses informasi berdampak pada kebiasaan dalam memperoleh infomasi. Dengan berkembangnya teknologi tidak memungkinkan bagi beberapa pihak untuk memanfaatkannya secara bijak. Masih ada beberapa pihak yang menggunakannya untuk menyalin informasi dari internet tanpa mencantumkan sumber. Hal ini tidak sesuai dengan undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Terutama bagian keempat tentang ciptaan yang dilindungi Pasal 12 dan Pasal 13. Kebiasaan ini akan membuat kita menjadi malas untuk datang ke perpustakaan dalam mencari informasi.

Istilah kecurangan akademik telah banyak dibincangkan oleh para ahli, Bower (1964) mendefinisikan kecurangan (cheating) adalah perbuatan atau perilaku yang menggunakan cara tidak baik demi mencapai tujuan yang sah yaitu mendapatkan keberhasilan akademik demi menghindari kegagalan akademik. Kasus kecurangan yang sering ditemukan dalam dunia akademik terkhusus dalam dunia perkuliahan adalah fenomena plagiasi karya ilmiah.

Apa Itu Menulis?

Menulis merupakan membuat tulisan dengan menggunakan pena ataupun ketikan. Dalam KBBI karya tulis merupakan karangan atau tulisan yang didasarkan pada fakta maupun fiksi serta kaidah tertentu. Jika hendak membuat karya tulis baik akan dipublish ataupun tidak, yang dimana dalam karya tulisan tersebut berisi informasi yang berasal dari media luas, perlu adanya Teknik paraphrase. Parafrase berisi ungkapan ide atau gagasan orang lain dengan menggunakan kata-kata yang dirangkai sendiri tanpa mengubah makna dengan tetap mencantumkan sumber.

Pada zaman modern dimana era digital meluas, banyak informasi yang dengan mudah diakses dan didapatkan. Oleh karena itu masyarakat terutama pelajar ataupun mahasiswa yang dengan mudah membuat karya tulis yang berisi informasi dari internet. Banyak sekali yang telah terjadi dalam kepenulisan yaitu adanya copy-paste atau biasa disebut dengan plagiarisme. Kata plagiarisme berasal dari bahasa Latin yaitu plagiarius yang bermakna merampok, membajak. Plagiarisme sendiri adalah tindakan pencurian atau kebohongan intelektual.            

Budaya Copy-Paste, Plagiarisme, dan Parafrase

Dalam masa modern ini dimiliki berbagai cara yang sangat mudah bagi seluruh masyarakat dalam mengakses informasi yang ada dan menggunakan teknologi yang semakin canggih. Terutama dalam pelajar ataupun mahasiswa yang dimana memiliki tugas ataupun ujian menggunakan teknologi yang ada seperti handphone, laptop dan lain-lain, dan dapat mengakses seluruh informasi atau bahkan jawaban memalui internet. Dengan adanya hal itu, banyak masyarakat yang dimana dengan mudah copy-paste informasi yang ada dalam media sosial dan juga pelajar ataupun mahasiswa yang dengan mudah copy-paste jawaban ataupun informasi yang ada dalam internet tanpa adanya paraphrase. Terdapat jenis-jenis plagiarisme diantaranya: plagiarisme kata, plagiarisme sumber, plagiarisme kepengarangan dan self plagiarism.

Dengan adanya plagiarisme yang meluas terutama dalam pelajar ataupun mahasiswa, perlu dilakukannya Teknik paraphrase. Karena jika hanya melakukan suatu copy-paste dalam hal informasi ataupun jawaban, kurang adanya etika dalam kepenulisan. Oleh karena itu, Ketika akan memetik atau membahas suatu kepenulisan dan akan dilakukannya penulisan ulang harus dilakukannya paraphrase. Baik dalam hal apapun dan siapapun yang harus melakukan Teknik paraphrase dalam kepenulisan.

Dengan adanya copy-paste atau yang biasa disebut dengan plagiarisme dapat dihindari dengan menggunakan teknik parafrase. Teknik paraphrase yaitu suatu teknik yang digunakan untuk mengurangi atau menghindari plagiarisme dalam kepenulisan. Tujuan dari paraphrase sendiri yaitu untuk menghindari copy-paste atau plagiarisme dalam suatu kepenulisan yang dimana informasi tersebut dapat berasal dari internet. Berikut cara paraphrase dalam kepenulisan untuk menghindari plagiarisme: dilakukannya pembacaan teks Kembali sampai paham dengan teks tersebut, tulis Kembali gagasan yang ada dalam teks, buat daftar kata untuk mengingat dan ditulis kata kunci untuk menunjukkan subjek atau tema paraphrase, mengecek ulang tulisan yang telah diparafrase dengan yang aslinya untuk membandingkan sudah terparafrase atau masih sama dengan tulisan asli, menggunakan tanda petik untuk kata yang kita ambil sama persis dengan tulisan aslinya, dan tulis sumber tulisan yang telah diparafrase.

Refleksi

Dengan berkembangnya teknologi, akan memberikan kemudahan dalam mengakses informasi. Namun, hal ini dapat mengakibatkan dampak buruk salah satunya adalah plagiarisme yang dilakukan oleh beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab. Dengan adanya undang-undang yang ada tentang plagiarisme dan sanksi yang diterapkan dalam sekolah ataupun kampus, dapat membuat masyarakat ataupun pelaran dan mahasiswa yang awalnya hanya plagiarisme dapat melakukakn Teknik paraphrase. Dalam Teknik pararase yang telah umum diberikan dapat dipelajari dan digunakan dalam kepenulisan untuk menghindari plagiarisme.

Daftar Pustaka

Sahla WA., Mukhlisa N., Julkawait., Irwansyah R. (2019). Ibm-Pelatihan Teknik Penulisan Parafrase Untuk Skripsi Mahasiswa Sebagai Upaya Menghindari Plagiarisme. Implementation and Action, 1, 162-168.

Madani MU., Ardianti R. (2020). Teknik Parafrase Dalam Keterampilan Menulis Untuk Menghindari Plagiarisme. Prosiding Seminar Nasional PBSI-III Tahun 2020, 343-344.


0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *