WOW FACT – DUNIA HADAPI DARURAT IKLIM

Published by rkim on

Dunia hadapi darurat iklim

(Oleh :  Tim Riset Soshum Departemen Research and Development RKIM UB 2020)

Perubahan iklim menggambarkan perubahan jangka panjang suhu global dan pola cuaca. Menurut laporan IPCC tahun 2014, 1.300 ilmuan seluruh dunia mengatakan 95% aktivitas manusia menghasilkan peningkatan suhu bumi dalam 50 tahun terakhir. Suhu terpanas terjadi pada 2016 yakni ketika El Nino, suhu permukaan laut naik 1,20C. Dalam konferensi perubahan iklim di Paris 2015, dunia menyetujui pengurangan bahan bakar fosil sehingga pemanasan global tidak melebihi 1,50C diatas tingkat pra industri. Bila kenaikan berada di atas angka tersebut, maka terumbu karang dunia akan musnah dan lapisan es kutub utara meleleh. WMO mengatakan kemungkinan angka itu akan naik menjadi 3-50C pada abad ini jika warga dunia tidak melakukan apa-apa untuk mencegahnya.

Akhir tahun lalu Oxford Dictionary menetapkan istilah climate emergency atau darurat iklim sebagai word of the year for 2019. Menurut survei, isu pemanasan global justru belum dinilai sebagai ancaman nasional oleh responden di indonesia. Hanya 56% responden menganggap perubahan iklim sebagai ancaman besar. Jumlah ini menempatkan perubahan iklim di urutan keempat dalam daftar persoalan global yang paling mengancam di indonesia. Padahal kondisi geografis indonesia terdiri dari banyak pulau dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia. Mayoritas penduduk yang tinggal di pesisir rentan terkena dampak kenaikan air laut dan kerugian sektor pariwisata.

Cedera atau kematian juga dapat terjadi akibat cuaca ekstrim seperti kekeringan, banjir, gelombang panas, dan kebakaran hutan. Perubahan iklim menyebabkan musim kurang menentu, kondisi iklim ekstrem akan menjadi lebih sering dan parah, kemudian mempengaruhi ketersediaan pangan. Lebih dari 80% kerawanan pangan di dunia terjadi di lingkungan terdegradasi dengan peristiwa ekstrem berulang, seperti badai, banjir dan kekeringan. Jika suhu dunia meningkat 20C diperkirakan jumlah orang yang mengalami kerentanan pangan mencapai 189 juta orang. Hingga tahun 2019 kenaikan suhu global sudah mencapai 1,10C dibanding tahun 1850. Merujuk data FAO saat ini 20-80% dari variabilitas tahunan hasil tanaman sangat terkait fenomena cuaca dan 5-10% kehilangan produksi pertanian nasional terkait dengan variabilitas iklim. Tanpa ada intervensi iklim yang luar biasa, hasil panen dapat menurun hingga 30% pada tahun 2050. FAO dan sejumlah lembaga lain menyebutkan pada 2030 diprediksi perubahan iklim akan menambah orang miskin hingga 100 juta orang dan meningkatkan harga pangan 12%. Pada 2050 produksi tanaman pangan diperkirakan turun 10-25% dan akan mengancam ketahanan pangan serta dapat menciptakan satu miliar penduduk migran yang akan mencari tempat penghidupan baru.

Sumber

Daniel Kurniawan. 2020. Perubahan Iklim, Sebuah Pengetahuan Dasar dari Sederet Masalah Besar, (Online), (https://nationalgeographic.grid.id/read/132032481/perubahan-iklim-sebuah-pengetahuan-dasar-dari-sederet-masalah-besar?page=all, diakses pada 20 Juni 2020).

BeritaSatu. 2020. Fakta Data: Perubahan Iklim dan Kemiskinan, (Video Youtube), (https://youtu.be/yNyCrq1v7bM, 22 Juni 2020).


0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *