SINTA VS SCOPUS? MENGENAL LEBIH JAUH REPUTASI JURNAL NASIONAL DAN INTERNASIONAL

Published by rkim on

Dinda Septi Cahyani, Valeryan Ramana Putra, Sekar Ayuningtyas, Citra Alfianisa Zuhroh

Pendahuluan

Apa itu jurnal dan bagaimana cara publikasi jurnal? Mungkin bagi beberapa orang khususnya mereka yang sedang menjalankan studi di perguruan tinggi sudah tidak asing lagi saat mendengar kata jurnal. Istilah jurnal memang akrab digunakan dalam bidang akademik dan banyak digunakan oleh mahasiswa. Namun beberapa mahasiswa umumnya hanya mencari jurnal untuk kebutuhan akademik mereka, tanpa mengetahui bagaimana sih jurnal itu bisa dipublikasikan dan dimana tempat publikasi jurnal. Menurut (Sudarti, 2017), “Jurnal merupakan sebuah karya tulis yang bersifat ilmiah atau majalah khusus yang memuat artikel dalam bidang ilmu tertentu”. 

Tahukah kalian bahwa terdapat jurnal nasional dan internasional, kedua jurnal tersebut memiliki indeks jurnal yang berbeda dalam publikasinya. Menurut (Abdillah dkk., 2021), “Jurnal nasional merupakan publikasi ilmiah dalam bentuk artikel yang dipublikasikan secara berkala dan dikompilasi dalam bentuk jurnal yang bersifat nasional”. Bersifat nasional, artinya jurnal tersebut telah memperoleh pengakuan, akreditasi, atau penilaian tertentu dari lembaga yang berwenang, yaitu Kemenristekdikti, seperti Sinta. Sedangkan, menurut (Luqman dkk., 2016) “Jurnal internasional merupakan jurnal terbitan berkala ilmiah yang ditulis dengan menggunakan bahasa resmi PBB (Inggris, Perancis, Arab, Rusia, Tiongkok)”. Suatu jurnal dapat dikatakan sebagai jurnal internasional bereputasi adalah jika jurnal tersebut memiliki kriteria terindeks oleh pangkalan data internasional bereputasi, seperti Scopus. 

Pembahasan

Berdasarkan ruang lingkupnya, data jurnal bereputasi dibagi menjadi dua, yaitu Sinta dan Scopus. Sinta (Science and Technology Index) merupakan sebuah laman ilmiah yang dikelola oleh Kemendikbud Ristek yang menyediakan daftar jurnal nasional terakreditasi sehingga dapat dijadikan sebagai tujuan utama untuk mencari sumber referensi berupa jurnal nasional dengan kualitas yang diakui oleh Kemendikbud Ristek (Saputra, 2020). 

Perlu Anda ketahui bahwa, sinta memiliki beberapa tingkatan yaitu sinta 1, sinta 2, sinta 3, sinta 4, sinta 5 dan sinta 6. Pembagian tingkatan tersebut berdasarkan (n) yaitu nilai yang diperoleh pada jurnal tersebut yang menyatakan peringkat akreditasi sebuah jurnal ilmiah. Adapun pembagiannya yaitu sebagai berikut :

a. Sinta 1 (S1) memiliki nilai (n) mulai dari 85 ≤ hingga 100 ≤.

b. Sinta 2 (S2) memiliki nilai (n) mulai dari 70 ≤ hingga 85 ≤.

c. Sinta 3 (S3) memiliki nilai (n) mulai dari 60 ≤ hingga 70 ≤.

d. Sinta 4 (S4) memiliki nilai (n) mulai dari 50 ≤ hingga 60 ≤. 

e. Sinta 5 (S5) memiliki nilai (n) mulai dari 40 ≤ hingga 50 ≤.

f. Sinta 6 termasuk sebagai jurnal sinta 5 (S5) memiliki nilai mulai dari 30 ≤ hingga 40 ≤.

Laman Sinta dirilis dan dipublikasikan ke masyarakat ilmiah tentu bukan tanpa alasan. Laman jurnal nasional yang terakreditasi Kemendikbud Ristek ini memiliki beberapa keunggulan yang mendukung peningkatan mutu publikasi di perguruan tinggi Indonesia. Keunggulan dari Sinta sendiri yaitu sudah tersikronisasi dengan Google Scholar, Scopus, IPI dan juga dengan InaSTI. Selain itu juga, Sinta memiliki beberapa fitur utama yaitu Citation yang merupakan indeks dalam setahun untuk Google Scholar dan Scopus, Networking untuk mengetahui siapa saja yang pernah bekerja sama, Research Output yang merupakan jurnal, artikel dan buku yang telah dipublikasikan, dan Score yang digunakan untuk melihat indeks di Google Scholar dan InaSTI.

Perlu Anda perhatikan bahwa jurnal terindeks Sinta memiliki beberapa ciri-ciri antara lain yaitu harus memenuhi kaidah keilmuan, dimana baik jurnal nasional maupun internasional harus memiliki kebermanfaatan  dalam bidang ilmu pengetahuan, jurnal yang terindeks Sinta memiliki ISSN (Internasional Standar Serial Number), jurnal Sinta harus memiliki terbitan versi online sehingga pembaca bisa mengunduh artikel dalam bentuk pdf, jurnal dikelola secara profesional dimana jurnal harus terbit secara berskala dengan tepat waktu dan ditujukan bagi masyarakat ilmiah, diterbitkan oleh lembaga yang mumpuni, jurnal memiliki dewan direksi atau editor, terindeks DOAJ (Directory of Open Access Journals yang merupakan bagian dari situs web yang mencantumkan jurnal akses terbuka.

Dalam publikasi jurnal sinta terdapat tahapan-tahapan yang harus kita lakukan, dan tentu beberapa tahapan nya tergolong mudah. Langkah yang pertama yakni mendaftar akun sinta ataupun register apabila sudah memiliki akun, selanjutnya dapat melakukan templating dan mengartikan ke dalam bahasa inggris. Setelah itu artikel yang akan disubmit ke dalam jurnal terindeks sinta harus penuh mendelay. Setelah artikel Sinta penuh dengan mendelay, kemudian hasil artikel dapat diserahkan kepada pihak yang ahli atau semacamnya untuk direvisi, setelah semua sistem penulisan selesai dapat dilanjutkan untuk submit artikel pada masing-masing website jurnal terindeks Sinta. Langkah terakhir yakni selalu mengecek surat email yang masuk sewaktu-waktu dari website jurnal dengan tujuan mengetahui bahwa artikel tersebut ditolak atau diterima. 

Seperti yang kita ketahui, Sinta tentunya diperlukan bagi para dosen untuk rekam jejak karya yang dipublikasikan dan juga membantu dalam menemukan karya ilmiah yang dibuat agar dapat dirujuk oleh banyak pihak. Sinta dibuat untuk memudahkan dalam melakukan kegiatan pendataan dan pemetaan terhadap publikasi ilmiah yang dilakukan oleh para akademisi maupun peneliti indonesia. Pada sistem sinta terdapat fungsi relasi, sitasi dan pengindex. Sinta juga menggunakan sistem entry exit digital dan dikelola secara multisektor yang mempunyai tugas dan fungsi sinergis. Sinta juga menyediakan benchmark dan analisis, identifikasi kekuatan atau bobot dalam suatu riset,  Sistem ini tentunya diharapkan agar dapat memotivasi para peneliti agar lebih giat dalam menghasilkan suatu publikasi.

Dalam penulisan jurnal terdapat beberapa tips dan trik agar dapat publikasi akreditasi sinta, dan tentunya ini merupakan hal yang sangat penting. Agar jurnal dapat terakreditasi sinta, kita dapat menyampaikan isi dengan bahasa inggris yang tidak terlalu berat dan cukup menggunakan grammarly premium untuk proofreading. Dalam mencantumkan beberapa data yang ada di dalam jurnal, dapat menggunakan data dari indonesia maupun internasional selama alasan pemilihan data tersebut bisa dan tetap dijadikan sebagai rujukan utama. Selain itu rujukan tambahan boleh menggunakan jurnal-jurnal lokal namun diutamakan yang terakreditasi.

Selain terdapat pusat data jurnal nasional, terdapat pusat data jurnal internasional bereputasi. Salah satu contoh pusat data jurnal internasional bereputasi yang sudah banyak dikenal dan digunakan yaitu Scopus. Menurut (Leo, 2020), “Scopus merupakan salah satu sumber data literatur ilmiah berupa jurnal internasional bereputasi yang dimiliki dan dikelola oleh Elsevier”. Jurnal terindeks Scopus inilah yang dipakai oleh Dirjen Dikti sebagai acuan jurnal internasional bereputasi. Selain itu, Scopus juga digunakan sebagai standar publikasi jurnal bagi dosen di Indonesia. Scopus memiliki cakupan jurnal yang sangat banyak yaitu sekitar 22 ribu lebih jurnal dari berbagai bidang. Selain itu, Scopus juga menyajikan data hak paten dari banyak penelitian di dunia. Scopus juga memberikan layanan yang berfungsi untuk menilai dampak suatu jurnal, baik berdampak signifikan maupun tidak, sehingga hal tersebut menjadi keunggulan dari Scopus. Scopus dapat digunakan dengan tujuan untuk mendapatkan referensi jurnal internasional dengan kualitas tinggi.   

Dalam jurnal terindeks Scopus terdapat 4 tingkatan, diantaranya yaitu sebagai berikut.

  1. Quartile 1 (Q1), jurnal dengan kategori Q1 terdapat pada peringkat 1-50. 
  2. Quartile 2 (Q2), jurnal dengan kategori Q2 terdapat pada peringkat 51-100. 
  3. Quartile 3 (Q3), jurnal dengan kategori Q3 terdapat pada peringkat 101-150. 
  4. Quartile 4 (Q4), jurnal dengan kategori Q4 terdapat pada peringkat 151-200. 

Scopus sendiri bisa diakses oleh mahasiswa dan dosen dengan meminta aksesnya ke bagian akademik atau operator kampus. Menurut (Nurhasanah dkk., 2023), “Jurnal terindeks Scopus memiliki beberapa ciri yaitu, memiliki International Standard Serial Number (ISSN), ditulis menggunakan kaidah keilmiahan dan bahasa internasional, serta merupakan artikel orisinil”.

Mempublikasikan suatu artikel ilmiah ke dalam jurnal sebenarnya bukan perkara yang susah. Namun, untuk dapat masuk ke dalam database Scopus merupakan hal yang tidak mudah. Menurut (Hernawan, 2022) terdapat beberapa tips yang dapat Anda coba agar naskah jurnal dapat tembus publikasi Scopus.

  1. Buat naskah dengan minimal 20 referensi.
  2. Nilai maksimal plagiasi naskah 15%.
  3. Penulis naskah lebih dari 1 atau minimal 2 orang.
  4. Hindari menyerahkan naskah ke jurnal predator.
  5. Perbanyak pengalaman dalam publikasi jurnal ilmiah.

Kesimpulan

Sinta dan Scopus merupakan pusat data jurnal bereputasi yang berbeda ruang lingkupnya. Baik Sinta maupun Scopus, keduanya memiliki standar yang tinggi untuk sebuah jurnal agar dapat terindeks di dalamnya. Sinta berisi jurnal lokal maupun nasional yang sudah terakreditasi. Pada Sinta terdapat layanan yang digunakan untuk menilai suatu kinerja jurnal berdasarkan standar akreditasi dan sitasi. Selain itu, Sinta dapat digunakan untuk mencari referensi jurnal-jurnal nasional berkualitas. Sementara Scopus memiliki layanan yang dapat digunakan sebagai standar untuk menilai dampak dari suatu jurnal, baik dampak yang signifikan maupun tidak.  Ruang lingkup Scopus berskala internasional dan jurnal yang terindeks telah memenuhi standar yang diberikan oleh Scopus. Scopus juga dapat digunakan untuk mencari referensi jurnal internasional berkualitas tinggi. 

DAFTAR PUSTAKA 

Abdillah, Leon A., Sufyati H. S., Puji M., dkk. 2021. Metode Penelitian & Analisis Data Comprehensive. Penerbit Insania. Cirebon. 

Fadhilaturrahmi, F., Erlinawati, E., & Ananda, R. (2020). Workshop Sinta 2 Dan Google Scholar Di Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai. Jurnal Abdidas, 1(4), 203-209.

Firmansyah, A., Qadri, R. A., & Arham, A. (2020). Pelatihan melalui web seminar terkait publikasi artikel untuk menembus jurnal sinta 2 dan scopus. Abdimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang, 5(2), 131-138.

Hernawan, A. 2022. Cara Menembus Jurnal Scopus. URL: https://ridwaninstitute.co.id/cara-menembus-jurnal-scopus/ . Diakses tanggal 28 Maret 2023. 

Leo, Sutanto. 2020. Kiat Jitu Menembus Jurnal Internasional Terindeks Scopus. Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Lukman., Ahmadi, S.S., Manalu, W., dkk. 2016. Pedoman Publikasi Ilmiah. Ristekdikti. Jakarta.

Nandy (2023) Pengertian Jurnal: Fungsi Jurnal, Hingga Jenis-Jenisnya, Gramedia Literasi. Ditinjau dari : https://www.gramedia.com/literasi/jurnal/amp/.

Nurhasanah, A., Aryawira P., Resdiana S., dkk. 2023. Membangun Budaya Menulis bagi Dosen Muda. Sonpedia Publishing Indonesia. Jakarta.

Salma. 2022. Cara Mudah Publikasi Jurnal Terindeks Scopus dalam Waktu Singkat. URL: https://www.duniadosen.com/cara-mudah-publikasi-jurnal-terindeks-scopus/ . Diakses tanggal 28 Maret 2023. 

Saputra, A. 2020. Memanfaatkan SINTA (Science and Technology Index) Untuk Publikasi Karya Ilmiah dan Strategi dalam Mencari dan Memilih Jurnal Nasional Terakreditasi. Jurnal Perpustakaan Nasional. 27 (01) : 1-8.  

Sholehuddin, M. S., Khobir, A., Chonitsa, A., Musa, M. M., Salamah, S., Handoyo, T., … & Adinugraha, H. H. (2022). PELATIHAN PUBLIKASI JURNAL TERINDEKS SINTA BAGI MAHASISWA FTIK IAIN PEKALONGAN. Jurnal Abdi Masyarakat Multidisiplin, 1(1), 8-14.Sudarti, N. Sukses Dalam Penulisan Karya Ilmiah. Jurnal Diaog. 6 (1) : 527-533.

Categories: Research 101

0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *